Pages

Rabu, 10 April 2013

menahan dengan sengaja

menahan dengan sengaja, walau tidak suka, untuk mencapai ridha nya,

Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat melebur semua kesalahan dan dengan-nya dapat pula menaikkan beberapa darjat?" Para sahabat menjawab: "Baiklah, ya Rasulutlah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Iaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menemui beberapa hal yang tidak disenangi - seperti terlampau dingin dan sebagainya, banyak-nya melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah melakukan shalat. Itulah yang dapat disebut ribath, itulah yang disebut ribath - perjuangan menahan nafsu untuk memper-banyak ketaatan pada Tuhan." (Riwayat Muslim)

1054. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya sebesar-besar manusia perihal pahalanya dalam shalat ialah yang terjauh di antara mereka itu tentang jalannya lalu lebih jauh lagi. Dan orang yang menantikan shalat sehingga ia dapat mengikuti shalat itu bersama imam adalah lebih besar pahala-daripada orang yang melakukan shalat itu - dengan munfarid -lalu ia tidur." (Muttafaq 'alaih)


90. Keempat: Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah, sedekah manakah yang teragung pahalanya?" Beliau s.a.w. bersabda:
"Yaitu jikalau engkau bersedekah, sedangkan engkau itu masih sihat dan sebenarnya engkau kikir - merasa sayang mengeluarkan sedekah itu, kerana takut menjadi fakir dan engkau amat mengharap-harapkan untuk menjadi kaya. Tetapi janganlah engkau menunda-nunda sehingga apabila nyawamu telah sampai di kerongkong lalu berkata: "Untuk si Fulan itu, yang ini dan untuk si Fulan ini, yang itu, sedangkan orang yang engkau maksudkan itu telah memiliki apa yang hendak kau berikan." (Muttafaq 'alaih)
Hulqum adalah jalan pernafasan sedang mari' adalah jalan makan dan minuman.



88. Kedua: Dari Abu Sirwa'ah (dengan kasrahnya sin yang muhmalah dan boleh pula dengan difathahkannya), iaitu 'Uqbah bin al-Harits r.a., katanya: "Saya bersembahyang di belakang Nabi s.a.w. di Madinah yakni shalat 'ashar. Kemudian setelah bersalam lalu berdiri bergegas-gegas, terus melangkahi leher orang-orang banyak untuk menuju ke salah satu bilik isterinya. Orang-orang banyak yang takut kerana melihat bergegas-gegasnya beliau itu. Selanjutnya Nabi s.a.w. keluar lagi menemui sahabat-sahabatnya itu lalu mengetahui bahawa mereka itu benar-benar terhairan-hairan kerana bergegas-gegasnya tadi. Beliau s.a.w. lalu bersabda:
"Saya ingat pada sepotong emas yang ada di tempatku, maka saya tidak senang kalau benda itu mengganggu fikiranku - untuk menghadap Allah Ta'ala. Oleh sebab itu saya menyuruh supaya benda tadi dibahagi-bahagikan." (Riwayat  Bukhari)



((((((((untuk yang bersedekah itu adalah sedekah paling agung,, tapi ada baiknya juka untuk memaknai surat al isra ayat 26-30))))))))))))))

please read this

Mintalah selalu ampunan dan perlindungan atas segala dosa yang telah dilakukan maupun dosa yang akan datang. Mintalah kekuatan untuk taat kepada Allah, mintalah kekuatan untuk dapat melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, dapat rela dan senang terhadap kesusahan dan ketentuan takdir-Nya, dapat sabar di dalam menghadapi malapetaka, dapat mensyukuri karunia-Nya, dapat mati di dalam keadaan iman dan baik, serta dapat bersatu dengan golongan para Nabi, orang-orang besar, para syuhada dan orang-orang yang diridhai, karena merekalah sebaik-baik rekan dan teman.

Hendaklah kamu meminta rasa senang dengan apa yang telah ditentukan-Nya, meminta perlindungan yang kekal untuk berada di dalam suasana dan keadaan yang telah ditentukan-Nya, dan meminta untuk tidak dipindahkan ke lain suasana atau keadaan yang berlawanan (perasaan tidak senang). Sebab, kamu tidak mengetahui letak kebaikan itu, apakah di dalam keadaan kaya atau miskin? Apakah di dalam kesusahan atau kesenangan?
Allah merahasiakan pengetahuan tentang itu kepadamu. Dia saja yang mengetahui baik dan buruknya suatu perkara.

Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatab berkata, "Keadaan yang aku lihat di pagi hari tidak menjadi permasalahan bagiku, baik hal itu membawa apa yang aku sukai maupun tidak, karena aku tidak tahu di mana letak kebaikan itu."
Ia mengatakan hal itu, karena ia ridha dengan apa saja yang diperbuat oleh Allah, dan hatinya puas dengan ketentuan dan pilihan Allah.

Allah berfirman:
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. al-Baqarah:216)

Allah mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik, sedangkan kamu tidak mengetahuinya.
Tetaplah tinggal dalam keadaan seperti itu sampai keinginan hawa nafsumu musnah dan ego atau dirimu hancur, hina dan dapat dikuasai dan ditaklukkan. Setelah itu, tujuan, keinginanmu dan semua yang wujud akan keluar dari dalam hatimu serta tidak ada yang tinggal lagi di dalamnya, kecuali Allah Swt. Ketika itu, hatimu akan dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah, dan niatmu untuk mencapai-Nya akan menjadi ikhlas.

Dengan menjalankan perintah-Nya, maka tujuan dan kehendakmu akan dikembalikan lagi kepadamu untuk menikmati dunia dan akhirat. Kemudian, semua itu akan kamu pinta dari Allah, dan kamu akan mencarinya dengan patuh kepada Allah dan sejalan dengan Allah Allah Swt. Jika Dia memberikan karunia kepadamu, maka bersyukurlah, dan jika Dia mengambil kembali karunia itu, maka kamu tidak berkecil hati dan menyalahkan Allah. Jiwa dan pikiranmu akan tenang dan damai, karena dalam mencarinya bukan didasarkan pada keinginan dan hawa nafsumu, lantaran hatimu telah kosong dari keinginan dan hawa nafsu, dan kamu tidak melayani keinginanmu terhadap perkara-perkara itu, tetapi semata-mata hanya mengikuti perintah Allah melalui doamu kepada-Nya. Semoga ketenteraman dan kedamaian dilimpahkan kepadamu...Amin

Syekh Abdul Qadir al-Jilani