Mintalah selalu ampunan dan perlindungan atas segala dosa yang telah dilakukan maupun dosa yang akan datang. Mintalah kekuatan untuk taat kepada Allah, mintalah kekuatan untuk dapat melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, dapat rela dan senang terhadap kesusahan dan ketentuan takdir-Nya, dapat sabar di dalam menghadapi malapetaka, dapat mensyukuri karunia-Nya, dapat mati di dalam keadaan iman dan baik, serta dapat bersatu dengan golongan para Nabi, orang-orang besar, para syuhada dan orang-orang yang diridhai, karena merekalah sebaik-baik rekan dan teman.
Hendaklah kamu meminta rasa senang dengan apa yang telah ditentukan-Nya, meminta perlindungan yang kekal untuk berada di dalam suasana dan keadaan yang telah ditentukan-Nya, dan meminta untuk tidak dipindahkan ke lain suasana atau keadaan yang berlawanan (perasaan tidak senang). Sebab, kamu tidak mengetahui letak kebaikan itu, apakah di dalam keadaan kaya atau miskin? Apakah di dalam kesusahan atau kesenangan?
Allah merahasiakan pengetahuan tentang itu kepadamu. Dia saja yang mengetahui baik dan buruknya suatu perkara.
Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatab berkata, "Keadaan yang aku lihat di pagi hari tidak menjadi permasalahan bagiku, baik hal itu membawa apa yang aku sukai maupun tidak, karena aku tidak tahu di mana letak kebaikan itu."
Ia mengatakan hal itu, karena ia ridha dengan apa saja yang diperbuat oleh Allah, dan hatinya puas dengan ketentuan dan pilihan Allah.
Allah berfirman:
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. al-Baqarah:216)
Allah mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik, sedangkan kamu tidak mengetahuinya.
Tetaplah tinggal dalam keadaan seperti itu sampai keinginan hawa nafsumu musnah dan ego atau dirimu hancur, hina dan dapat dikuasai dan ditaklukkan. Setelah itu, tujuan, keinginanmu dan semua yang wujud akan keluar dari dalam hatimu serta tidak ada yang tinggal lagi di dalamnya, kecuali Allah Swt. Ketika itu, hatimu akan dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah, dan niatmu untuk mencapai-Nya akan menjadi ikhlas.
Dengan menjalankan perintah-Nya, maka tujuan dan kehendakmu akan dikembalikan lagi kepadamu untuk menikmati dunia dan akhirat. Kemudian, semua itu akan kamu pinta dari Allah, dan kamu akan mencarinya dengan patuh kepada Allah dan sejalan dengan Allah Allah Swt. Jika Dia memberikan karunia kepadamu, maka bersyukurlah, dan jika Dia mengambil kembali karunia itu, maka kamu tidak berkecil hati dan menyalahkan Allah. Jiwa dan pikiranmu akan tenang dan damai, karena dalam mencarinya bukan didasarkan pada keinginan dan hawa nafsumu, lantaran hatimu telah kosong dari keinginan dan hawa nafsu, dan kamu tidak melayani keinginanmu terhadap perkara-perkara itu, tetapi semata-mata hanya mengikuti perintah Allah melalui doamu kepada-Nya. Semoga ketenteraman dan kedamaian dilimpahkan kepadamu...Amin
Syekh Abdul Qadir al-Jilani
the blog is dead,
BalasHapus